PLAYBOY66 -- Namaku Karina, usiaku 17 tahun dan saya yaitu anak kedua dari pasangan Menado-Sunda. Kulitku putih, tinggi sekitar 168 cm dan berat 50 kg. Rambutku panjang sebahu dan ukuran dada 36B. Dalam keluargaku, semua wanitanya rata-rata berbadan ibarat aku, sehingga tidak ibarat gadis-gadis lain yang mendambakan tubuh yang cantik hingga rela berdiet ketat. Di keluarga kami justru makan apapun tetap segini-segini saja.
Suatu sore dalam perjalanan pulang sehabis latihan cheers di sek olah, saya disuruh ayah mengantarkan surat-surat penting ke rumah temannya yang biasa dipanggil Om Robert. Kebetulan rumahnya memang melewati rumah kami karena letaknya di kompleks yang sama di perumahan elit selatan Jakarta.
Om Robert ini walau usianya sudah di selesai kepala 4, namun wajah dan gayanya masih ibarat anak muda. Dari dulu rahasia saya sedikit naksir padanya. Habis selain tampan dan rambutnya sedikit beruban, badannya juga tinggi tegap dan hobinya berenang serta tenis. Ayah kenal dengannya semenjak semasa kuliah dulu, oleh alasannya itu kami lumayan bersahabat dengan keluarganya.
Kedua anaknya sedang kuliah di Amerika, sedang istrinya aktif di kegiatan sosial dan sering pergi ke pesta-pesta. Ibu sering diajak oleh si Tante Mela, istri Om Robert ini, namun ibu selalu menolak karena beliau lebih senang di rumah.
Dengan diantar supir, saya hingga juga di rumahnya Om Robert yang dari luar terlihat sederhana namun di dalam ada kolam renang dan kebun yang luas. Sejak kecil saya sudah sering ke sini, namun gres kali ini saya datang sendiri tanpa ayah atau ibuku. Masih dengan seragam cheers-ku yang terdiri dari rok lipit warna biru yang panjangnya belasan centi diatas paha, dan kaos ketat tanpa lengan warna putih, saya memencet bel pintu rumahnya sambil membawa amplop besar titipan ayahku.
Ayah memang sedang ada bisnis dengan Om Robert yang pengusaha kayu, maka akhir-akhir ini mereka giat saling mengontak satu sama lain. Karena ayah ada rapat yang tidak dapat ditunda, maka suratnya tidak dapat beliau berikan sendiri.
Seorang pembantu wanita yang sudah lumayan renta keluar dari dalam dan membukakan pintu untukku. Sementara itu kusuruh supirku menungguku di luar. Ketika memasuki ruang tamu, si pembantu berkata, "Tuan sedang berenang, Non. Tunggu saja di sini biar saya beritahu Tuan bila Non sudah datang." "Makasih, Bi." jawabku sambil duduk di sofa yang empuk.
Sudah 10 menit lebih menunggu, si bibi tidak muncul-muncul juga, begitu pula dengan Om Robert. Karena bosan, saya jalan-jalan dan hingga di pintu yang ternyata menghubungkan rumah itu dengan halaman belakang dan kolam renangnya yang lumayan besar. Kubuka pintunya dan di tepi kolam kulihat Om Robert yang sedang bangun dan mengeringkan tubuh dengan handuk.
"Ooh.." pekikku dalam hati demi melihat tubuh atletisnya terutama bulu-bulu dadanya yang lebat, dan tonjolan di antara kedua pahanya. Wajahku agak memerah karena mendadak saya jadi horny, dan payudaraku terasa gatal. Om Robert menoleh dan melihatku bangun terpaku dengan tatapan tolol, beliau pun tertawa dan memanggilku untuk menghampirinya.
"Halo Karin, apa kabar kamu..?" sapa Om Robert hangat sambil menunjukkan sun di pipiku. Aku pun balas sun beliau walau kagok, "Oh, baik Om. Om sendiri apa kabar..?" "Om baik-baik aja. Kamu gres pulang dari sekolah yah..?" tanya Om Robert sambil memandangku dari atas hingga ke bawah. Tatapannya berhenti sebentar di dadaku yang membusung terbungkus kaos ketat, sedangkan saya sendiri hanya dapat tersenyum melihat tonjolan di celana renang Om Robert yang ketat itu mengeras.
"Iya Om, gres latihan cheers. Tante Mella mana Om..?" ujarku basa-basi. "Tante Mella lagi ke Bali sama teman-temannya. Om ditinggal sendirian nih." balas Om Robert sambil memasang kimono di tubuhnya. "Ooh.." jawabku dengan nada sedikit kecewa karena tidak dapat melihat tubuh atletis Om Robert dengan leluasa lagi. "Ke dapur yuk..!"
"Kamu mau minum apa Rin..?" tanya Om Robert dikala kami hingga di dapur. "Air putih aja Om, biar infinit muda." jawabku asal. Sambil menunggu Om Robert menuangkan air hambar ke gelas, saya pindah duduk ke atas meja di tengah-tengah dapurnya yang luas karena tidak ada dingklik di dapurnya. "Duduk di sini boleh yah Om..?" tanyaku sambil menyilangkan kaki kananku dan membiarkan paha putihku makin tinggi terlihat. "Boleh kok Rin." kata Om Robert sambil mendekatiku dengan membawa gelas berisi air dingin.
Namun entah karena pandangannya terpaku pada cara dudukku yang menarik hati itu atau memang beneran tidak sengaja, kakinya tersandung ujung keset yang berada di lantai dan Om Robert pun limbung ke depan hingga menumpahkan isi gelas tadi ke baju dan rokku. "Aaah..!" pekikku kaget, sedang kedua tangan Om Robert eksklusif menggapai pahaku untuk menahan tubuhnya biar tidak jatuh. "Aduh.., begimana sih..? Om nggak sengaja Rin. Maaf yah, baju kau jadi berair semua tuh. Dingin nggak airnya tadi..?" tanya Om Robert sambil buru-buru mengambil lap dan menyeka rok dan kaosku.
Aku yang masih terkejut hanya membisu mengamati tangan Om Robert yang berada di atas dadaku dan matanya yang nampak berkonsentrasi menyeka kaosku. Putingku tercetak semakin terperinci di balik kaosku yang berair dan hembusan napasku yang memburu menerpa wajah Om Robert. "Om.. udah Om..!" kataku lirih. Dia pun menoleh ke atas memandang wajahku dan bukannya menjauh malah meletakkan kain lap tadi di sampingku dan mendekatkan kembali wajahnya ke wajahku dan tersenyum sambil mengelus rambutku.
"Kamu cantik, Karin.." ujarnya lembut. Aku jadi tertunduk aib tapi tangannya mengangkat daguku dan malahan menciumku sempurna di bibir. Aku refleks memejamkan mata dan Om Robert kembali menciumku tapi sekarang lidahnya mencoba mendesak masuk ke dalam mulutku. Aku ingin menolak rasanya, tapi dorongan dari dalam tidak dapat berbohong. Aku balas melumat bibirnya dan tanganku meraih pundak Om Robert, sedang tangannya sendiri meraba-raba pahaku dari dalam rokku yang makin terangkat hingga terlihat terperinci celana dalam dan selangkanganku.
Ciumannya makin buas, dan kini Om Robert turun ke leher dan menciumku di sana. Sambil berciuman, tanganku meraih pengikat kimono Om Robert dan membukanya. Tanganku menelusuri dadanya yang bidang dan bulu-bulunya yang lebat, kemudian mengecupnya lembut. Sementara itu tangan Om Robert juga tidak mau kalah bergerak mengelus celana dalamku dari luar, kemudian ke atas lagi dan meremas payudaraku yang sudah gatal sedari tadi.
saya melenguh agak keras dan Om Robert pun makin giat meremas-remas dadaku yang bahenol itu. Perlahan beliau melepaskan ciumannya dan saya membiarkan beliau melepas kaosku dari atas. Kini saya duduk hanya mengenakan bra hitam dan rok cheersku itu. Om Robert memandangku tidak berkedip. Kemudian beliau bergerak cepat melumat kembali bibirku dan sambil french kissing, tangannya melepas kaitan bra-ku dari belakang dengan tangannya yang cekatan.
Kini dadaku benar-benar telanjang bulat. Aku masih merasa gila karena gres kali ini saya telanjang dada di depan pria yang bukan pacarku. Om Robert mulai meremas kedua payudaraku bergantian dan saya memilih untuk memejamkan mata dan menikmati saja. Tiba-tiba saya merasa putingku yang sudah tegang akhir nafsu itu menjadi basah, dan ternyata Om Robert sedang asyik menjilatnya dengan lidahnya yang panjang dan tebal. Uh.., mahir sekali beliau melumat, mencium, menarik-narik dan menghisap-hisap puting kiri dan kananku.
Tanpa kusadari, saya pun mengeluarkan erangan yang lumayan keras, dan itu malah semakin membuat Om Robert bernafsu. "Oom.. aah.. aah..!" "Rin, kau kok seksi banget sih..? Om suka banget sama tubuh kamu, bagus banget. Apalagi ini.." godanya sambil memelintir putingku yang makin mencuat dan tegang. "Ahh.., Om.. gelii..!" balasku manja.
"Sshh.. jangan panggil 'Om', sekarang panggil 'Robert' aja ya, Rin. Kamu kan udah gede.." ujarnya. "Iya deh, Om." jawabku bandel dan Om Robert pun sengaja memelintir kedua putingku lebih keras lagi. "Eeeh..! Om.. eh Robert.. geli aah..!" kataku sambil sedikit cemberut namun beliau tidak menjawab malahan mencium bibirku mesra.
Entah kapan tepatnya, Om Robert berhasil meloloskan rok dan celana dalam hitamku, yang pasti tahu-tahu saya sudah telanjang lingkaran di atas meja dapur itu dan Om Robert sendiri sudah melepas celana renangnya, hanya tinggal memakai kimononya saja. Kini Om Robert membungkuk dan jilatannya pindah ke selangkanganku yang sengaja kubuka selebar-lebarnya biar beliau dapat melihat isi vaginaku yang merekah dan berwarna merah muda.
Kemudian pengecap yang hangat dan berair itu pun pindah ke atas dan mulai mengerjai klitorisku dari atas ke bawah dan begitu terus berulang-ulang hingga saya mengerang tidak tertahan. "Aeeh.. uuh.. Rob.. aawh.. ehh..!" Aku hanya dapat mengelus dan menjambak rambut Om Robert dengan tangan kananku, sedang tangan kiriku berusaha berpegang pada atas meja untuk menopang tubuhku biar tidak jatuh ke depan atau ke belakang.
Badanku terasa mengejang serta cairan vaginaku terasa mulai meleleh keluar dan Om Robert pun menjilatinya dengan cepat hingga vaginaku terasa kering kembali. Badanku kemudian direbahkan di atas meja dan dibiarkannya kakiku menjuntai ke bawah, sedang Om Robert melebarkan kedua kakinya dan siap-siap memasukkan penisnya yang besar dan sudah tegang dari tadi ke dalam vaginaku yang juga sudah tidak tabah ingin dimasuki olehnya.
Perlahan Om Robert mendorong penisnya ke dalam vaginaku yang sempit dan penisnya mulai menggosok-gosok dinding vaginaku. Rasanya benar-benar nikmat, geli, dan entah apa lagi, pokoknya saya hanya memejamkan mata dan menikmati semuanya. "Aawww.. gede banget sih Rob..!" ujarku karena dari tadi Om Robert belum berhasil juga memasukkan seluruh penisnya ke dalam vaginaku itu. "Iyah.., tahan sebentar yah Sayang, vagina kau juga sempitnya.. ampun deh..!" Aku tersenyum sambil menahan gejolak nafsu yang sudah menggebu.
Akhirnya setelah lima kali lebih mencoba masuk, penis Om Robert berhasil masuk seluruhnya ke dalam vaginaku dan pinggulnya pun mulai bergerak maju mundur. Makin lama gerakannya makin cepat dan terdengar Om Robert mengerang keenakan. "Ah Rin.. enak Rin.. aduuh..!" "Iii.. iyaa.. Om.. enakk.. ngentott.. Om.. teruss.. eehh..!" balasku sambil merem melek keenakan.
Om Robert tersenyum mendengarku yang mulai meracau ngomongnya. Memang bila sudah begini biasanya keluar kata-kata kasar dari mulutku dan ternyata itu membuat Om Robert semakin nafsu saja. "Awwh.. awwh.. aah..!" orgasmeku mulai lagi. Tidak lama kemudian badanku diperosotkan ke bawah dari atas meja dan diputar menghadap ke depan meja, membelakangi Om Robert yang masih bangun tanpa mencabut penisnya dari dalam vaginaku. Diputar begitu rasanya cairanku menetes ke sela-sela paha kami dan gesekannya benar-benar nikmat.
Kini posisiku membelakangi Om Robert dan beliau pun mulai menggenjot lagi dengan gaya doggie style. Badanku membungkuk ke depan, kedua payudara montokku menggantung bebas dan ikut berayun-ayun setiap kali pinggul Om Robert maju mundur. Aku pun ikut memutar-mutar pinggul dan pantatku. Om Robert mempercepat gerakannya sambil sesekali meremas gemas pantatku yang semok dan putih itu, kemudian berpindah ke depan dan mencari putingku yang sudah sangat tegang dari tadi.
"Awwh.. lebih keras Om.. pentilnya.. puterr..!" rintihku dan Om Robert serta merta meremas putingku lebih keras lagi dan tangan satunya bergerak mencari klitorisku. Kedua tanganku berpegang pada ujung meja dan kepalaku menoleh ke belakang melihat Om Robert yang sedang merem melek keenakan. Gila rasanya tubuhku banjir keringat dan nikmatnya tangan Om Robert di mana-mana yang menggerayangi tubuhku.
Putingku diputar-putar makin keras sambil sesekali payudaraku diremas kuat. Klitorisku digosok-gosok makin gila, dan hentakan penisnya keluar masuk vaginaku makin cepat. Akhirnya orgasmeku mulai lagi. Bagai terkena badai, tubuhku mengejang berpengaruh dan lututku lemas sekali. Begitu juga dengan Om Robert, balasannya beliau ejakulasi juga dan memuncratkan spermanya di dalam vaginaku yang hangat.
"Aaah.. Riin..!" erangnya. Om Robert melepaskan penisnya dari dalam vaginaku dan saya berlutut lemas sambil bersandar di samping meja dapur dan mengatur napasku. Om Robert duduk di sebelahku dan kami sama-sama masih terengah-engah setelah pertempuran yang seru tadi.
"Sini Om..! Karin bersihin sisanya tadi..!" ujarku sambil membungkuk dan menjilati sisa-sisa cairan cinta tadi di sekitar selangkangan Om Robert. Om Robert hanya melongo sambil mengelus rambutku yang sudah acak-acakan. Setelah bersih, gantian Om Robert yang menjilati selangkanganku, kemudian beliau mengumpulkan pakaian seragamku yang berceceran di lantai dapur dan mengantarku ke kamar mandi.
Setelah mencuci vaginaku dan memakai seragamku kembali, saya keluar menemui Om Robert yang ternyata sudah memakai kaos dan celana kulot, dan kami sama-sama tersenyum. "Rin, Om minta maaf yah malah begini jadinya, kau nggak menyesal kan..?" ujar Om Robert sambil menarik diriku duduk di pangkuannya. "Enggak Om, dari dulu Karin emang senang sama Om, menurut Karin Om itu temen ayah yang paling tampan dan baik." pujiku. "Makasih ya Sayang, ingat bila ada apa-apa jangan segan telpon Om yah..?" balasnya. "Iya Om, makasih juga yah permainannya yang tadi, Om mahir deh." "Iya Rin, kau juga. Om aja nggak nyangka kau mampu muasin Om kayak tadi." "He.. he.. he.." saya tersipu malu.
"Oh iya Om, ini titipannya ayah hampir lupa." ujarku sambil buru-buru menyerahkan titipan ayah pada Om Robert. "Iya, makasih ya Karin sayang.." jawab Om Robert sambil tangannya meraba pahaku lagi dari dalam rokku. "Aah.. Om, Karin musti pulang nih, udah sore." elakku sambil melepaskan diri dari Om Robert. Om Robert pun bangun dan mencium pipiku lembut, kemudian mengantarku ke kendaraan beroda empat dan saya pun pulang.
Di dalam mobil, supirku yang mungkin heran melihatku tersenyum-senyum sendirian mengingat kejadian tadi pun bertanya. "Non, kok lama amat sih nganter amplop doang..? Ditahan dulu yah Non..?" Sambil menahan tawa saya pun berkata, "Iya Pak, dikasih 'wejangan' pula.." Supirku hanya dapat memandangku dari beling spion dengan pandangan tidak mengerti dan saya hanya membalasnya dengan senyuman rahasia. He..he..he..
MASTERPOKER99 Situs Poker Online Terbaik Dan Terpercaya Di INDONESIA layanan customer service 24 Jam, Rate kemenangan paling tinggi dan bonus jackpot setiapharinya
Hanya Dengan Minimal Deposit 25rb saja sudah bisa bermain Poker online
Tersedia 8 Permainan di dalam situs MASTERPOKER99 yaitu :
Poker | Domino | Ceme | Ceme keliling | Capsa | Super10 | Omaha | Blackjack
+Bonus Cashback 0,3% Dari Nilai Turnover
+Bonus Referral 20% Seumur Hidup
Minimal Deposit Rp.25.000
Minimal Withdraw Rp.50.000
Menerima deposit 7 Bank Indonesia
Menerima deposit via E-money & Pulsa
( OVO - DANA - GOPAY )
Event Bulanan Dengan Total Hadiah Puluhan Juta Rupiah,
Jadi tunggu apa lagi ? Daftar kan Diri Anda di MASTERPOKER99
Contact us
WA : +855 8170 7281
Line : Masterpoker99
LINK ALTERNATIF !
0 Komentar